POTRETJEMBER.COM -Dalam rangkan mengantisipasi penyelundupan manusia dan perdagangan orang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember bekerja ...
POTRETJEMBER.COM -Dalam rangkan mengantisipasi penyelundupan manusia dan perdagangan orang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember bekerja sama dengan Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI.
Acara tersebut digelar di Pendapa Wahya Wibawa Graha Kabupaten Jember yang dikemas dalam “Forum Diskusi Masyarakat tentang Penanggulangan Perdagangan Orang dan Penyelundupan Manusia”.
Dalam Forum Diskusi Masyarakat ini dihadiri Bupati Jember Faida, Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief bersama dengan Cucu Koswala S.H M.Si, Direktur Lalu lintas Keimigrasian Kementrian Hukum dan HAM RI, Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Jawa Timur Muhammad Yanis, SH, MH., dan Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo SH SIK serta sejumlah undangan lainnya.
“Jember merupakan salah satu kabupaten yang banyak memberangkatkan TKI dan TKW. Kami minta agar peran Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi Jember bisa membantu dalam upaya pencegahan keberangkatan TKI Non Prosedural di Jember, ini juga untuk melindungi TKI asal Jember,” kata Bupati Faida.
Pada awal Oktober 2017, Petugas Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta mengungkap penyalahgunaan paspor asal Malaysia yang diduga akan digunakan untuk tindak pidana perdagangan manusia ke negara-negara kawasan Eropa. Sindikat penyelundupan manusia menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara untuk transit sekaligus memberangkatkan orang-orang yang ilegal ke negara tertentu.
Hal ini terungkap dalam kasus penyelundupan manusia yang ditangani petugas Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, baru-baru ini, di mana sindikat tersebut hendak menyelundupkan manusia ke negara-negara di Eropa.
Di Indonesia banyak alternatif, sudah banyak penerbangan ke Eropa. Penerbangan low cost sekarang bukan lagi sesuatu yang susah, itulah salah satu indikasi kenapa mereka datang ke Indonesia. Dalam kasus yang sedang pihaknya tangani, ada sejumlah warga negara Srilanka yang dibantu oleh sindikat penyelundupan manusia untuk masuk ke Eropa. Orang Srilanka itu terbang dari negara asalnya ke Malaysia, mengambil paspor dari perwakilan sindikat di sana, kemudian ke Indonesia lalu memesan tiket untuk terbang ke Eropa menggunakan paspor Malaysia.
Paspor Malaysia yang mereka gunakan adalah paspor asli, namun bukan milik mereka. Sindikat penyelundupan manusia yang dimaksud, menurut Enang, sengaja mengumpulkan paspor-paspor Malaysia yang hilang kemudian mencari warga negara lain yang mirip dengan foto di paspor, lalu digunakan untuk masuk ke negara tujuannya.
Para kurir diupah oleh sindikat sebesar 2.000 dolar AS per manusia yang berhasil diselundupkan. Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta akan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia untuk mengembangkan kasus ini.