POTRETJEMBER.COM - Mendengan tangisan anak kecil dari rumah pasangan suami istri Ahmad Riyanto (36 tahun) dan Hatijah (30 tahun), warga L...
POTRETJEMBER.COM - Mendengan tangisan anak kecil dari rumah pasangan suami istri Ahmad Riyanto (36 tahun) dan Hatijah (30 tahun), warga Lingkungan Semenggu, Kelurahan Bintoro, kecamatan Patrang digegerkan setelah warga berdatangan, dan diketahui Hatijah sudah terkapar di tempat tidur dalam kondisi tidak bernyawa dan bersimbah darah. Selasa (12/5/2020)
Saat warga berdatangan, Samhadi salah satu warga sekitar melihat Ahmad Riyanto keluar rumah, dengan terburu-buru meninggalkan rumahnya. “Saat saya tanya mau kemana kamu? Suaminya cuma bilang kalau mau ke rumah saudaranya di Slawu Gebang,” ujar Samhadi
Warga tidak curiga dengan kepergian Ahmad Riyanto, saat itu, warga fokus ingin mencari tahu apa yang sudah terjadi di dalam rumah pasangan suami istri tersebut.
Karena saat masuk ke dalam rumah melihat Hatijah sudah terkapar dan tidak bernyawa, Samhadi langsung menggendong anak Hatijah, dan memberi tahu kepada warga lain adanya pembunuhan. “Saat itu kami langsung lapor ke bersama pak RT,” ujar Samhadi.
Tidak lama setelah mendapat laporan dari warga, jajaran Polsek Patrang yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Iptu Solihin Agus Wijaya, menuju TKP, kemudian warga mencari keberadaan Ahmad Riyanto, suami korban.
Setelah dicari, ternyata Ahmad Riyanto ditemukan meninggal dengan posisi tergantung di salah satu pohon Apokat dibelakang rumah milik salah satu warga di Slawu.
“Ketika anggota Reskrim Polsek Patrang sedang mencari keberadaan pelaku, ternyata di tempat lain lingkungan Sumberlanggon, Kelurahan Slawu, pelaku dari penganiayaan tersebut gantung diri dan meninggal dunia. Kedua korban dilakukan evakuasi ke RSD dr Subandi Jember untuk dilakukan visum, sementara motif masih dalam pendalaman,” ujar Kapolsek Patrang Iptu. Agus Solihin.
Informasi yang berhasil dihimpung dilokasi kejadian, Ahmad Riyanto sebelumnya merantau di Sumatra dan Malaysia, dari pernikahan dengan Hatijah, ia memiliki dua anak disabilitas (tuna rungu), usai pulang dari perantauan, pekerjaan Ahmad Riyanto serabutan dan tidak menentu.
“Belakangan memang ia sering mengeluh dengan kondisi ekonomi keluarganya, mungkin ia depresi, hingga tega menganiaya istrinya sampai meninggal, dan kemudian ia bunuh diri,” ujar tetangga korban.
Sementara dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Ahmad Riyanto yang ditemukan gantung diri di bawah pohon Apokat. (*)