POTRETJEMBER.COM - Program PTSL, (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) Desa Kepanjen Kecamatan Gumukmas Jember menuai protes beberapa warga...
Sebanyak 7 orang yang datang ke kantor Desa Kepanjen, rencana kedatangan warga Dusun Njeni tersebut yaitu menanyakan langsung perihal masalah sertifikat yang sampai detik ini belum jadi, padahal sudah berjalan hampir 2 tahun.
Hal tersebut yang menjadi dasar alasan warga datang ke desa, dan akan langsung menanyakan kepada Pokmas yang menyelenggarakan program pemerintah berupa ptsl tersebut.
Sejumlah 7 orang dan beberapa nama yang mengaku telah kecewa akan permasalahan sertifikat yang belum jadi tersebut akhirnya angkat bicara, salah satunya yaitu Hasyim.
Ia mengaku habis 11 Juta rupiah untuk pengurusan AJB,(Akta Jual Beli) dan sampai saat ini belum jadi.
"Ini punya kakak saya Hasan, dan saya kebetulan yang mengurusi suwalik tanah ini, dan mulai jaman kepala desa Haji Mud,(Saiful Mahmud) hingga yang bersangkutan purna tugas sampai ganti kades bernama Buchori dan kembali lagi ke Haji Mud anehnya sertifikat yang saya uruskan kepada Kasun Krajan bernama Giman belum jadi juga," Geram Hasyim.
Selain Hasyim, ada juga Ali Wafa warga Dusun Njeni, juga mengaku telah telah kecewa sekali kepada pihak Ptsl dan juga Kasun dusun Njeni bernama Haji Sul, pasalnya pengajuan ptsl yang telah membayar uang sebanyak 1,7 Juta yang diberikan kepada yang bersangkutan yaitu Kasun juga tidak jadi.
"Saya jujur tidak mau ribet mas, tanah saya seperempat hektar yang saya ajukan ptsl sudah saya kasihkan Pak Kasun Njeni Haji Sul dengan nominal uang yang diminta sebanyak 1,7 juta, dan itu sudah saya bayar semua, namun saya tunggu hingga detik ini belum jadi, kan kebangetan sekali," ungkapnya.
Sementara itu, pihak Penyelenggara Program Ptsl ketika diminta konfirmasi perihal masalah ini tidak berada ditempat, dan informasinya sedang ke Jember ke pihak Badan pertanahan Nasional,(BPN).
Namun, berdasarkan informasi yang tergali dimasyarakat Desa Kepanjen, jika ketua Ptsl sendiri sudah lama hampir 1 tahun mengudurkan diri karena sesuatu alasan.
Menyikapi hal tersebut, ketua pokmas ptsl yang sudah mengundurkan diri bernama Wiyono saat dikonfirmasi dirumahnya akhirnya membuka suara.
"Saya lama sudah mengundurkan diri, dan sekarang saya tahunya jika ada saudara Rony yang melanjutkan kinerja program ptsl yang berbayar 300 ribu tersebut, dan untuk ketua pokmas setahu saya kosong," terangnya.
Terpisah, Kepala Desa Kepanjen Saiful Mahmud menyikapi kedatangan beberapa masyarakat tersebut juga menyampaikan jika hal ini adalah mist komunikasi semata.
"Kesalahpahaman saja mas, warga itu intinya takut jika tidak kebagian program ptsl dan hal itu yang memicu mereka datangi kantor Ptsl, karena petugas pokmas tidak ada jadi saya selaku kepala desa mengambil langkah mengumpulkan diruangan saya, agar hal ini bisa disikapi dengan bijaksana," terang kepala Desa. (*)